Welcome to
PT. DIMENSI JAYA vector pest control - IPM Program
Free Member
PT. DIMENSI JAYA vector pest control - IPM Program
Indonesia
Indonesia
INFORMASI LABAH-LABAH -....
- Labah-labah
Labah-labah bukan termasuk serangga tetapi kelas Arachnida, yaitu sekelompok dengan caplak, tungau, dan kalajengking. Laba-labah termasuk ke dalam ordo Araneae. Semua labah-labah kecuali kelompok famili Symphytognathidae dan Uloboridae, mempunyai kelenjar venom yang digunakan untuk menundukkan mangsa. Ketika terancam, labah-labah seringkali melindungi dirinya dengan mengigit, dengan cara demikian ia mengeluarkan toksin ke kulit vertebrata. Pada kebanyakan kasus, venom menimbulkan reaksi lokal yang ringan dan tidak memerlukan perawatan medis. Labah-labah lainnya mempunyai potensi meracuni yang lebih hebat dan dapat menimbulkan reaksi serius pada korban atau kematian. Labah-labah kelompok ini di seluruh dunia hanya sekitar hanya 60 jenis yang dianggap berbahaya secara medis bagi manusia. Kebanyakan ditemukan di daerah subtropis dan tropis, beberapa spesies di antaranya menyebar ke daerah beiklim sedang, terutama pada daerah iklim seperti di daerah Timur tengah
Percunan oleh labah-labah disebut araneisma, berasal dari Araneae, yaitu kelompok ordo pada Arachnida, tempat laba-laba tergolong. Araneisma akibat gigitan laba-laba tertentu seringkali disebutkan di belakang nama genusnya, sebagai contoh atraksisma oleh labah-labah Atrax sp, cheiracanthisma oleh Cheiracanthium spp, latrodektisma oleh Latrodectus spp, phoneurtriisma oleh Phoneutria spp, dan tegenariisma oleh Tegenaria spp.
Labah-labah juga dapat membuat orang takut yang luar biasa, panik, atau histeria sehingga disebut arachnophobia, atau lebih spesifik disebut juga araneophobia.
Struktur Tubuh Labah-labah
Tubuh labah-labah terbagi dalam dua bagian, yaitu sefalotorakas (prosoma) yang merupakan gabungan antara torakas dan kepala di bagian depan dan belakang adalah abdomen ( ophistosoma). Di daerah sefalotorak terdapat khelisera, pedipalpi, mata dan tungkai Khelisera merupakan sepasang organ yang digunakan untuk menaklukkan mangsa atau menggigit sebagi bentuk pertahanan kalau terancam. Pada beberapa kelompok labah-labah alat ini digunakan sebagai alat menggali (pada kelompok labah-labah penjerat), untuk mengangkut mangsa dan membawa kantung telur pada beberapa labah-labah lainnya. Setiap khelisera terdiri atas bagian dasar yang kuat (paturon) dan bagian gigi taring yang dapat bergerak (fang). Fang ini terletak di dalam celah dan akan bergerak saat berfugsi. Di dekat bagian ujung setiap fang terdapat lubang halus tempat keluarnya venom, yang berasal dari kelenjar venom di bagian dasar kelisera. Mulut laba-laba terletak tepat di belakang kelisera. Sebagian besar laba-laba mempunyai 8 mata terletak di bagian depan sefalotoraks.
Struktur tubuh Laba-labah
Mata labah-labah berupa mata sederhana (ocelli) biasanya jumlahnya tiga atau empat pasang mata terletak pada bagian atas sefalotoraks tersusun dalam dua baris. Susunan mata pada sefalotoraks di setiap spesies konstan. Susunan mata ini digunakan sebagai formula untuk membedakan beberapa famili dan genus. Sebagai contoh beberapa spesies Loxosceles mempunyai enam pasang mata sederhana. Sepasang pedipalpi pada laba-laba terdiri atas enam ruas, dan muncul persis di belakang mulut. Struktur ini sangat peka terhadap rangsangan dari luar. Pada labah-labah pradewasa dan betina dewasa, pedipalpi menyerupai tungkai, sedangkan pada yang jantan merupakan modifikasi alat kopulasi. Labah-labah jantan dapat dikenali oleh adanya pembesaran daerah ujung pedipalpi, dan umumnya berukuran lebih kecil daripada yang betina.
Bagian tungkai labah-labah terdiri atas empat pasang yang masing-masing mempunyai tujuh ruas yaitu koksa, trokhanter, femur, patela, tibia, metatarsus, dan tarsus. Labah-labah yang berjalan di atas tanah dan benda lain tanpa membangun jaringan jebakan hanya mempunyai dua kuku tarsal pada masing-masing tungkai. Labah-labah pemburu mempunyai berkas rambut yang lebat (disebut skopulae) tepat di bawah kuku atau sepanjang bagian ventral tarsus dan metatarsus. Mereka ini membuat perlekatan fisik untuk memudahkan memanjat pada permukaan halus dan menangkap mangsa. Skopulae menonjol terutama pada Tarantula. Pada labah-labah pemintal mempunyai karakter tiga kuku tarsal. Kuku bagian tengah digunakan untuk memegang pintalan sutera yang tergantung. Cairan kelenjar sutera ini begitu keluar dari tabung pemintal dan terkontak udara, maka akan mengeras menjadi benang. Setiap labah-labah paling tidak membuat tiga macam benang untuk maksud yang berlain-lainan, seperti tali penarik tebal, jala halus, dan penutup-pelindung yang kuat. Benang ini elastis atau rekat dengan pola berupa tali jerat rumit. Bahkan dalam kopulasipun benang sutera memainkan peranan.
Di antara abdomen labah-labah terdapat pedisel yang sempit yang berhubungan dengan sefalotoraks. Pedisel ini membuat fleksibilitas gerakan anatara kedua bagian tubuh itu lebih baik. Abdomen pada labah-labah betina membulat besar, kadang-kadang terlihat labah-labah muda menempel pada tubuh betina, atau dia menjaga kantung telur. Jantan bisanya tidak memintal benang, kecuali pada beberapa kasus selama proses perkawinan.
Di bagian ujung abdomen terdapat spineret, tempat dikeluarkannya sutera yang berasal dari kelenjar sutera melalui spigot-spigot kecil. Kebanyakan labah-labah mempunyai tiga pasang spineret, yang ukuran dan panjangnya bervariasi, serta sangat berguna dalam menentukan karakter-karakter taksonomi.
Daur Hidup Labah-labah
Setelah fertilisasi (pembuahan), labah-labah betina menghasilkan kantung telur, yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda tergantung spesies. Kantung telur umumnya terdiri atas kumpulan benang sutera yang membungkus telur. Beberapa spesies meninggalkan kantung ini di dekat habitatnya atau di dalam galian. Telur menetas di dalam kantung, dan labah labah muda berganti kulit sekali sebulum muncul. Labah-labah muda ini disebut spiderling atau nimfa, dan sudah mencari makanan sendiri. Nimfa ini adalah bentuk miniatur labah-labah dewasa, yang mempunyai spineret dan kelenjar racun yang sudah berfungsi. Nimfa mengalami molting 2-12 kali sebagai juvenil, tergantung jenis laba-labah, sebelum mencapai dewasa kelamin. Labah-labah ini bisa memencar dengan mengembangkan benang-benang suteranya dan terbawa angin.
Daur hidup pada kebanyakan labah-labah pemintal benang adalah kurang dari 12 bulan, tetapi pada labah-labah penggali tanah berekembang lebih lama dan tampaknya mempunyai daur hidup yang lebih lama (beberapa tahun).
Perkawinan labah-labah sangat menarik. Organ reproduksi pada yang jantan terletak di pedipalpi. Bila siap berkopulasi laba-laba jantan memintal jaring kecil dan menaruh setitik spermanya di situ atau di tanah atau beberapa tumpukan serasah. Setelah itu dia mengambil cairan tersebut dipindahkan ke dalam labu-labu kecil pada pedipalpinya. Setelah itu dia mengambil cairan tersebut dengan pedipalpi dan mencari betina, serta menyalurkannya kepada spermateka betina. Setelah betina dibuahi, jantan seringkali ditangkap dan dimakan oleh yang betina.
showing 1-2 of 2